Minggu, 31 Januari 2021

Artikel ilmiah


PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN Nobibasisku
PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
DI SMA NEGERI 6 OKU
(Modifikasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Inkuiri)

Yunis Andriani
SMA Negeri 6 OKU


                Penelitian ini mengembangkan model pembelajaran kooperatif dengan  memodifikasi beberapa tipe (Jigsaw, NHT dan Talking Chips) dan model pembelajaran berbasis inkuri.  Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran baru Nobibasisku (Nomori, bicara, dan bagi berbasis inkuiri).Model pembelajaran ini mencoba untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, kerjasama dalam kelompok, mengembangkan sikap sosial dan sikap ilmiah peserta didik. Model penelitian pengembangan yang dipakai pada penelitian ini adalah model ADDIE (Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations).Hasil beberapa validasi: a) rancangan model yang akan diterapkan sangat layak untuk digunakan (84,17%), b) rancangan silabus sangat layak digunakan (77%), c) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (79.76%)  yang berarti bahwa RPP yang dirancang sangat layak untuk digunakan, d) instrumen penilaian kognitif berupapost test pilihan ganda (78,03%) sangat layak digunakan. Uji efektifitas model pembelajaran dilakukan dengan uji coba terbatas dan luas pada peserta didik masing-masing dengan 2 tahap. Pada uji coba terbatas tahap 1 nilai rata-rata post test sebesar 72.53 lebih rendah dari nilai rata-rata post test tahap 2 yaitu 74.85.Pada uji coba luas pada tahap 2 sebesar 75.70, lebih tinggi dari uji coba tahap 1 yaitu 63.80. Uji terhadap keterlaksanaan model pembelajaran menunjukkan bahwa model pembelajaran dapat terlaksana dengan kriteria sedang (66.67%).
Kata kunci:              penelitian pengembangan, model pembelajaran nobibasisku, model pembelajaran kooperatif,  model pembelajaran berbasis inkuiri, mata pelajaran biologi

                This study develop cooperative learning through some model modified (jigsaw, NHT and talking chips) and inquiry based learning model. The purpose of this study is to produce a product in the form of new learning model Nobibasisku (numbered, talk and share-based inquiry.) The model of learning tries to increase the activity of students in learning, cooperation within the group, the development of social attitudes and scientific Attitude of the learners. The development of the research model used in this study is a model ADDIE (analysis, design, development production or, or implementation delivery and evaluations). The results of several validation: a) the design model is very feasible to use (84.17%), b) the design of the curriculum is very feasible (77%), c) teaching plan (RPP) (79, 76 %), Which means that the RPP to be used, very feasible, are fit for use d) cognitive assessment instrument in the form of post-multiple-choice test (78.03%). Test the effectiveness of the learning model with limited tests extensive learners and with each 2 steps performed. 2 74.85. On extensive studies of 75.70 in Phase 2, which is considered the higher pilot phase 1 63.80 is limited to the test phase 1 mean value of the post test 72.53 lower than the average post-test phase. Test the implementation learning model shows that the model of learning is achieved with the criteria of moderate (66.67%).
Key words:Research& development, model nobibasisku learning, cooperative learning, inquiry-based learning model, subjects biology


Pendahuluan
            Model pembelajaran merupakan  bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru di kelas, di dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Masing-masing model pembelajaran yang ada memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penerapannya.Keunggulan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran, sedangkan kelemahan model pembelajaran tersebut dapat disiasati dengan memodifikasi model pembelajaran tersebut yang disesuaikan dengan kondisi siswa serta ketersediaan sumberdaya yang ada (Hasibuan, 2000).
            Joyce dkk (2009),  mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.Jadi model pembelajaran cenderung preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran.
            Menurut Olson dan Susan Loucks-Horsley (2013), pembelajaran biologiyang merupakan  bagian dari sain, memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk menumbuhkan rasa keingintahuan yang tinggi terhadap suatu objek yang berupa makhluk hidup dan alam sekitar.  Alam sekitar  merupakan bagian yang sangat penting dan dekat dalam kehidupan sehari-hari.Siswa dapat memperoleh sumber belajar langsung dari alam dengan melihat, melakukan dan merasakan langsung fenomena yang ada di lingkungan sekitar, tempat tinggal mereka sehari-hari.
            Masalah-masalah yang sering ditemui dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah keterlibatan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan sikap ilmiah peserta didik.Berdasarkan hasil analisis peneliti dari hasil diskusi dengan rekan sejawat guru dan pengamatan di lapangan hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang diterapkan guru kurang dapat memotivasi siswa, serta kurang dapat mengembangkan rasa keingintahuan mereka terhadap objek yang menjadi materi pokok. Metode dalam pembelajaran yang biasa diterapkan misalnya ceramah, diskusi kelas atau kelompok, praktikum  dan mengerjakan tugas. Dengan demikian siswa menganggap kegiatan pembelajaranhanya sebagai rutinitas yang tidak menarik dan membosankan.
            Model pembelajaran berbasis inkuiri dapat mengembangkan sikap ilmiah siswa karena didalamnya terdapat berbagai bentuk aktivitas yang melibatkan melakukan pengamatan, mengajukan pertanyaan, mencari rujukan atas data yang telah diperoleh melalui buku-buku dan sumber informasi lainya, merencanakan penyelidikan, meninjau ulang apa yang telah diketahui dari bukti-bukti hasil percobaan sederhana, menggunakan perangkat-perangkat untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi data, pengajuan jawaban, penjelasan dan perkiraan, serta mengkomunikasikan hasil. Inkuiri mensyaratkan pengidentifikasian dari sebuah asumsi, penggunaan pemikiran logis dan kritis serta pertimbangan terhadap penjelasan mengenai suatu hal (Olson dan Horsley, 2013).  Menurut Joyce  dalam Sagala (2010), kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus.
Model pembelajaran berbasis inkuiri merupakan model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyakbelajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
            Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran kooperatif adalah informasi,pengarahan-strategi, adanya pembentukan kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan. Model pembelajaran koopereratif ada beberapa tipe diantaranya adalah tipe jigsaw, Numbered Heads Together (NHT), dan talking chips.Ketiga tipe model pembelajaran kooperatif tersebut memiliki ciri khusus yang menonjol (Ibrahim dan Syaodih, 2003).
            Tipe jigsaw kegiatan yang lebih menonjol adalah aktivitas dalam kelompok, dengan sintaksPengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi dan refleksi (Mulyatiningsih, 2010).
            Tipe Numbered Heads Together (NHT) memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja samamereka (Rusman, 2011).Tipe talking chips (kartu berbicara) memberikan kesempatan pada siswa untuk berani menyampaikan pendapatnya atau berbicara dalam diskusi kelompok dengan menggunakan kartu yang digunakan untuk berbicara. Siswa dituntut untuk dapat menguasai materi pelajaran.Tipe ini mempunyai tujuan tidak hanya sekedar penguasaan bahan pelajaran, tetapi adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Disamping itu, talking chips merupakan metode pembelajaran secara kelompok, maka kelompok merupakan tempat untuk mencapai tujuan sehingga kelompok harus mampu membuat siswa untuk belajar. Dengan demikian semua anggota kelompok harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran (Mulyasa, 2008).
            Modifikasi ketiga tipe model pembelajaran kooperatif tersebut dengan berbasis inkuiri diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, kerjasama dalam kelompok (sebagai aktivitas sosial) dan mengembangkan sikap ilmiah siswa.
            Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model pembelajaran baru yaitu Nobibasisku (Nomori, bicara, dan bagi berbasis inkuiri) yang dapat diterapkan pada pembelajaran biologi yang valid dan efektif.
Metode Penelitian
            Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dimaksudkan untuk mengembangkan model pembelajaran dengan  memodifikasinya. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran berbasis inkuiri.Beberapa tipe model pembelajaran kooperatif ini dimodifikasi yaitu tipe jigsaw, Numbered Heads Together (NHT) dan Talking Chips kemudian digabungkan dengan model pembelajaran berbasis inkuiri.Pengembangan model pembelajaran ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan aktivitas dalam proses kegiatan belajar mengajar, mengembangkan sikap ilmiah, memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
            Model penelitian pengembangan yang dipakai pada penelitian ini adalah model ADDIE yang merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/7cpengembangan-modelpembelajaran.pdf).
Tabel 1. Rangkuman Aktivitas Model
ADDIE
Tahap Pengembangan
Aktivitas
Analysis

Pra perencanaan: pemikiran tentang produk (model pembelajaran) baru yang akan dikembangkan. Mengidentifikasi produk yang sesuai dengan sasaran peserta didik, tujuan belajar, mengidentifikasi isi/materi pembelajaran, mengidentifikasi lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran.
Design

Merancang konsep model pembelajaran Nobibasisku di atas kertas. Merancang perangkat pengembangan model pembelajaran Nobibasisku. Rancangan ditulis untuk masing-masing unit pembelajaran. Petunjuk penerapan desain atau pembuatan produk ditulis secara rinci
Develop

Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan dan alat) yang diperlukan dalam pengembangan
Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap ini mulai dibuat produknya yang sesuai dengan struktur model. Membuat instrumen untuk mengukur kinerja produk
Implementation

Mulai menerapkan model pembelajaranNobibasisku dalam pembelajaran atau lingkungan yang nyata. Melihat kembali tujuan-tujuan pengembangan model pembelajaran, interaksi antar peserta didik serta menanyakan umpan balik awal proses evaluasi
Evaluation

Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara yang kritis. Mengukur ketercapaian tujuan  pengembangan model pembelajaran. Mengukur apa yang telah mampu dicapai oleh sasaran. Mencari informasi apa saja yang dapat membuat peserta didik mencapai hasil dengan baik
            Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik pada SMA Negeri 6 OKU, pada kelas XI dan XII.Sampel penelitian adalah peserta pada kelas  XI, XII sebanyak 20 orang, masing-masing 10 orang  peserta didik pada tiap tingkat kelas.Adapun instrumen penelitian yang dikembangkan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah Instrumen kevalidanLembar validasi pada penelitian ini berupa lembar validasi rancangan model pembelajaran, silabus, RPP, dan soal tes.Untuk menguji keefektifan model pembelajaran dilakukan dengan melihat aktivitas belajar peserta didik menggunakan angket aktivitas belajar peserta didik dan hasil tes formatif.Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data berupa angket dan hasil tes formatif.
Menurut Azwar (2012) Teknik analisis data validitas dan efektivitas dijelaskan sebagai berikut:Data validitas dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dicari rata-rata skor tersebut dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
R  =rata-rata hasil penilaian
daripara validator
Vij= skor penilaian para
ahli/ahli ke-I terhadap
kriteria ke-j
n =banyak para ahli yang
menilai
 M= banyaknya kriteria
Analisis Efektifitas model pembelajaran berupa tentang aktivitas belajar peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran dianalisis menggunakan dengan teknik persentase yang dinyatakan oleh Sugiyono (2010) dan dihitung secara manual sebagai berikut:

Hasil Penelitian dan Pembahasan
A.  Hasil
            Penelitian ini menghasilkan produk berupa model pembelajaran Nobibasisku (Nomori, bicara, dan bagi berbasis inkuiri) yang merupakan modifikasi model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran berbasis inkuiri.Untuk model pembelajaran kooperatif diterap model pembelajaran Jigsaw, Number Head Together (NHT) dan Talking Chips serta model pembelajaran berbasis inkuiri.
            Penelitian ini dimulai dengan riset terhadap kebutuhan pengembangan model pembelajaran yang dilakukan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran biologi dan guru mata pelajaran serumpun (Kimia dan Fisika).Hasil dari wawancara ini diketahui bahwa pengembangan model pembelajaran dalam pembelajaran biologi diperlukan terutama untuk mengembangkan sikap ilmiah peserta didik dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
              Selanjutnya peneliti menyebar angket kebutuhan pengembangan model pembelajaran dalam mata pelajaran biologi kepada 2 orang guru mata pelajaran biologi.Hasil dari angket ini menjadi bahan pertimbangan peneliti untuk membuat model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam pembelajan.Berdasarkan angket tersebut diketahui bahwa memang dibutuhkan pengembangan model pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap ilmiah siswa dan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
              Tahap selanjutnya merancang model pembelajaran yang meliputi merancang model pembelajaran, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penilaian.Masing-masing perangkat pembelajaran tersebut divalidasi oleh guru mata pelajaran biologi dan validasi ahli oleh dosen universitas Bina Darma Palembang.  Hasil validasi dari 3 orang validator menunjukkan bahwa rancangan model yang akan diterapkan sangat layak untuk digunakan dengan persentase sebesar 84,17%.
            Hasil validasi rancangan silabus yang dilakukan oleh 3 validator dengan persentase 77% yang menunjukkan bahwa silabus sangat layak digunakan.  Sementara untuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)  hasil validasinya adalah sebesar 79.76% yang berarti bahwa RPP yang dirancang sangat layak untuk digunakan. Untuk instrumen penilaian yaitu penilaian kognitif dengan memberikan post test dalam bentuk pilihan ganda, hasil validasi juga menunjukkan bahwa instrumen penilaian ini sangat layak digunakan dengan persentase sebesar 78,03%. Kriteria validasi berdasarkan Solikhin (2015).Hasil validasi ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.Rangkuman Hasil Validasi
               Model dan Perangkat
   Pembelajaran
No
Komponen
Persentase
Keterangan
1
Model pembelajaran
84,17%.
sangat layak
2
Silabus
77%
sangat layak
3
RPP
79.76%
sangat layak
4
Penilaian/soal
78,03%.
sangat layak

            Uji coba dilakukan secara terbatas dan luas yang masing-masing dilakukan dalam 2 tahap. Untuk uji coba terbatas dilakukan pada kelas XII IPA 1, dengan mengambil sampel 10 orang berdasarkan hasil post test.  Untuk uji coba luas dilakukan pada kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3. Seluruh data hasil post test diambil untuk dianalisis. Hasil analisis data post test dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.Hasil Uji Coba Terbatas dan
Luas
Kegia
tan
N
Rata-rata
Stan-dar devia-si
Mean
Ting-kat keyaki-nan (95%)
Uji coba terba-tas 1
10
72.85

14.83

80.04

11.40

Uji coba terba-tas 2
10
74.85

17.74

83.33

4.54

Uji coba luas 1
63
63.80

20.41

66.64

5.18

Uji coba luas 2
63
75.70

17.74

83.33

4.54

Berdasarkan tabel terlihat bahwa nilai rata-rata uji coba terbatas 1 lebih tinggi dari uji coba 2, dan nilai rata-rata uji coba luas tahap 1 lebih tinggi dari uji coba luas 2. Dengan adanya dua tahap uji coba untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran biologi.
B. Pembahasan
            Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan oleh 3 validator menunjukkan bahwa model pembelajaran yang telah dirancang sangat layak untuk diterapkan pada pembelajaran biologi. Selanjutnya pengembangan model pembelajaran Nobibasisku dapat dilakukan uji coba pada proses pembelajarandi kelas. Uji coba dilakukan pada skala terbatas dan luas masing-masing dengan 2 tahap.Pada uji coba terbatas tahap 1 nilai rata-rata post test (72.53) lebih rendah dari nilai rata-rata post test tahap 2 (74.85). Demikian juga pada uji coba luas pada tahap 2( 75.70) lebih tinggi dari uji coba tahap 1 (63.80).
            Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Nobibasisku efektif untuk diterapkan pada mata pelajaran biologi.Model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok.Selain itu dalam melakukan diskusi pada kelompoknya peserta didik juga dapat meningkatkan rasa keingintahuannya terhadap masalah yang harus dipecahkan.Karena dalam model pembelajaran ini siswa diminta untuk melakukan observasi, membuat hipotesa dan memecahkan masalah, serta menyimpulkan hasil temuan mereka.Hal ini dapat megembangkan sikap ilmiah mereka, sekaligus dapat membuat siswa mandiri dan bekerjasama dalam kelompok.
            Pembelajaran berbasis inkuiri menghendaki peserta didik untuk bersikap ilmiah, karena langkah-langkah pembelajarannya mengarah pada kerja ilmiah dan berpikir ilmiah bukan berdasarkan asumsi dan opini.Hal ini juga dapat membuat peserta didik terbiasa untuk memecahkan masalah berdasarkan fakta-fakta yang ada dan data-data yang terkumpul.
            Dengan adanya penomoran pada siswa dapat mengembangkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugasnya masing-masing. Peserta didik harus dapat memecahkan masalah dan mengemukakan hasil temuan mereka pada anggota kelompok yang lain. Saat menyampaikan pendapat tersebut siswa menggunakan biji karet yang telah dibagikan.Masing-masing siswa diharuskan berbicara berdasarkan jumlah biji karet yang mereka miliki.Kesempatan berbicara akan habis jika semua biji karet telah digunakan.
           Dengan diharuskannya peserta didik berbicara, maka aktivitas mereka dalam pembelajaran lebih hidup dan dinamis.Keterampilan peserta didik untuk menyampaikan pendapat dan keberanian untuk berbicara terasah melalui pembiasaan ini.Sehingga kegiatan pembelajaran tidak membosankan atau hanya terpusat pada guru dan sedikit siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan  hasilriset dan pengembangan serta analisis yang telah dilakukan, hasil beberapa validasi:  a) rancangan model yang akan diterapkan sangat layak untuk digunakan (84,17%), b) rancangan silabus sangat layak digunakan (77%), c) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (79.76%)  yang berarti bahwa RPP yang dirancang sangat layak untuk digunakan, d) instrumen penilaian kognitif berupa post test pilihan ganda (78,03%)  sangat layak digunakan. Uji efektifitas model pembelajaran dilakukan dengan uji coba terbatas dan luas pada peserta didik masing-masing dengan 2 tahap. Pada uji coba terbatas tahap 1 nilai rata-rata post test sebesar 72.53 lebih rendah dari nilai rata-rata post test tahap 2 yaitu 74.85.Pada uji coba luas pada tahap 2 sebesar 75.70, lebih tinggi dari uji coba tahap 1 yaitu 63.80. Uji terhadap keterlaksanaan model pembelajaran menunjukkan bahwa model pembelajaran dapat terlaksana dengan kriteria sedang (66.67%).
Daftar Pustaka
Azwar, Syafuddin.  (2012). Reliabilitas
dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Hasibuan. (2000). Proses Belajar
Mengajar.Bandung: PT. Remaja   
         Rosdakarya
Pengembangan Model Pembelajaran.            Endang Mulyatiningsih.          Diunduh tanggal 13 Pebruari 2016,  dari            http://staff.uny.ac.id/sites/default       /files/pengabdian/dra-endang-            mulyatiningsih-            mpd/7cpengembangan-           modelpembelajaran.pdf
Ibrahim dan Nana Syaodih.(2003).    Perencanaan Pengajaran.      Jakarta: Rineka Cipta
Joyce, Bruce, Marsha Weil, Emily      Calhoun.(2009). Models of      Teaching (8th.ed.).Boston:     Allyn Bacon/Pearson
Mulyasa, Enco. (2008). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyatininsih, Endang. (2010). Model Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan    Menyenangkan. Depok: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Olson dan Susan Loucks-Horsley.  
2013. Inkuiri dan Standar
standar Pendidikan Sains
Nasional (e-book).Diunduh 14
Pebruari 2015, dari

Sagala, Syaiful. (2010). Konsep dan
Makna Pembelajaran. Bandung:
Alfabeta
Solikhin, Akhmad. (2015). Skripsi: “Pengembangan Model Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Bersuplemen Artikel”. Semarang: Skripsi Unnes.

Sugiyono.  2010. Metode Penelitian
Pendidikan.Bandung:Alfabeta




















































0 komentar:

Posting Komentar