Sabtu, 19 Januari 2013

RPP


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran                 :    Biologi Pertanian
Kelas/Semester                :    XI IPA/IPS/Genap
Tahun Pelajaran               :    2011/2012
Materi  Pokok                  :    Hama Tanaman
Alokasi Waktu                 :    2 x 45 Menit

I.  Standar Kompetensi    :  3. Mengidentifikasi  dan membedakan hama dan penyakit tanaman pra dan pasca
                                                    panen serta penanggulangannya  .
II.  Kompetensi Dasar     :  3.2.  Mengidentifikasi macam-macam hama tanaman
III.  Indikator                      :  3.2.1.  Mendeskripsikan macam-macam hama yang mengganggu tanaman
                                             3.2.2.  Menjelaskan ciri-ciri hama yang mengganggu tanaman dan ciri-ciri
                                                        tanaman yang telah diserangnya
                                             3.1.3.  Mengidentifikasi beberapa jenis hama yang biasa mengganggu
                                                       tanaman perkebunan.
                                              3.2.4.  Menjelaskan beberapa cara pengendalian hama tanaman
               
IV.  Metode  :  - Diskusi Informasi
                         -  Studi Literatur
                         -  Pengamatan
V.  Materi  Pembelajaran :
          Berikut beberapa contoh gangguan hama pada tanaman :
BUAH
1. Busuk  berulat dan rontok
Gejala
Terlihat adanya titik node hitam atau benjolan pada kulit buah. Nods hitam itu terkadang tidak langsung terlihat, seakan buah yang dihasilkan tetap mulus. Namun bila buah tersebut dibelah, akan tampak belatung atau larva. Bintik hitam itu merupakan bekas tusukan sekaligus tempat peletakan telur. Telur ini, yang kemudian berubah menjadi larva„akan menggerogoti daging buah. Akibatnya, buah bisa menjadi busuk dan rontok.
Tanaman yang diserang :
Belimbing, jambu air, jambu biji, jeruk, nangka, cempedak, mangga, pisang, semangka, dan melon.
Penyebab :
Lalat buah yang tergolong keluarga Tephridae. Beberapa genus dari keluarga ini yang sangat berpotensi sebagai hama penting adalah Ceratitis, Anastrepha, Dacus, dan Rhagoletis. Di Indonesia, Dacus spp merupakan genus lalat buah yang potensial sebagai perusak tanaman hortikultura. Jenisnya tak kurang dari 30-40 spesies. Tiap spesies bisa menyerang beberapa macam tanaman buah-buahan.
Lalat ini tertarik oleh wama kuning, aroma, atau ekstraksi ester dan asam organik yang keluar dad buah-buahan menjelang masak. Dengan demikian lalat buah betina sebagai pengganggu utama, umumnya menyerang buah-buahan saat musim buah tiba.
Pengendalian :
Melakukan sanitasi kebun, pembungkusan buah, pengasapan kebun, pengendalian secara kimia menggunakan insektisida dan pemakaian perangkap yang diisi dengan pheromone tiruan, seperti metil eugenol.
Gejala 2 :
Pads permukaan buah terlihat gejala kerusakan, berupa bercak cokelat sampai hitam berukuran kecil sampai besar. Selain itu ads pula gejala lainnya cacat pada kulit buah, berlubang, berpuru, bahkan terkadang seluruh isi daging buah hampir habis, berkeriput, dan tidak mulus. Sering juga tampak tepung gerek yang membaluti buah dan getah cairan buah meleleh bergantungan. Terkadang pada permukaan luar buah atau bila buah dibuka terlihat larva atau belatung yang menggerogoti buah. Lama-kelamaan buah akan membusuk dan rontok. Gejala ini terjadi saat buah masih muda sampai menjelang masak.
Tanaman yang diserang :
Belimbing, alpukat, rambutan, pisang, mangga, semangka, melon, jeruk, jambu biji, dan sirsak.
Penyebab :
Ulat atau larva penggerek buah, yang merupakan anggota clan bangsa atau ordo talat (Diptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), kumbang (Coleoptera), sikada, kutu, dan wereng.
(Homoptera). Misalnya, Citipestris sagittiferella, Prays endocarpa (ulat penggerek buah jeruk); Nacoleia octasema (ulat penggerek pisang, rambutan, clan belimbing); Cryptorrynchus gravis (larva perusak buah mangga), Dichocrosis punctiferalis, Acrocercops cramerella (ulat penggerek buah rambutan). Berbeda dengan larva pada lalat buah yang menetas dan merusak di dalam buah, larva-larva clan ordo-ordo di atas menetas di luar buah, seperti pada kulit, tangkai buah, daun atau cabang sekitarnya. Baru setelah menetas, larva merusak bagian luar buah atau bahkan masuk ke dalam buah menggerogoti daging dan biji buah.
Pengendalian :
Sanitasi kebun, pembungkusan buah, penggunaan pestisida yang tepat.

2. Buah busuk
Gejala 1:
Awalnya tampak bintik atau bercak kecil pada buah. Bintik ini kemudian membesar, clan juga terjadi perubahan warna clan hijau menjadi kuning kehijauan lalu kuning, cokelat atau hitam. Setelah itu timbul gejala nekrosa, yaitu matinya jaringan penyusun organ, kemudian buah menjadi busuk.
Busuk yang terjadi merupakan busuk lunak clan basah, yang ditandai dengan mudahnya buah ini pecah atau berlubang bila ditekan dengan jari. Pada akhir pembusukan, seluruh wujud buah menjadi busuk 'bonyok'. Pada permukaan buah sering pula timbul lapisan tepung massa spora. Pada suhu tinggi, warnanya menjadi hitam, terkadang berbau masam atau busuk menyengat.
Tanaman yang diserang : Anggur, jambu biji, melon, semangka, mangga, pepaya, clan sirsak.
Penyebab :
Cendawan clan bakled. Misalnya Phytophthora nicotianae (cendawan pada jambu biji, melon, clan semangka); Botrytis cinerea (cendawan pada anggur); Rhizopus stolonifer (cendawan pada buah mangga dan pepaya); Pythium aphanidermatum, PP ultimum (cendawan pada melon clan semangka); Pseudomonas mangifera indica (bakteri pembusuk buah mangga); Pseudomonas passitlorae (bakteri pembusuk pada buah sirsak); dan Erwinia sp (bakteri pembusuk mangga, apel, clan melon). Cendawan Phytophfhora palmivora pada buah durian.
Pengendalian :
Sanitasi kebun, pemberian fungisida dan bakterisida yang sesuai, pemusnahan buah yang terserang, clan pemangkasan untuk mengurangi kerimbunan/kelembapan.
Gejala 2 :
Awalnya timbul bercakbercak lunak, cokelat muda pada buah. Kemudian bercak itu mengering clan mengeras. Konsistensi daging buah juga ikut berubah jadi kering clan mengeras. Bila Ware agak lembap, buah itu dapat dilapisi massa spora. Kondisi busuk keras clan kering dapat terjadi pada ujung atau pangkal buah saja. Umumnya berwama cokelat sampai hitam. Buah yang busuk mati kering, mengeras, clan mengeriput ini disebut juga 'busuk mummi'. Tanaman yang diserang : Sawo, jambu biji, durian, srikaya, sirsak, jeruk, melon, dan semangka.
Penyebab :
Cendawan, bakteri, clan virus. Misalnya Phytophthora palmivora (cendawan pada buah sawo clan durian); Col/etotrichum gloesporoides (cendawan pada buah mangga); Botrydip/odia theobromae (cendawan pada srikaya dan sirsak); penyakit stubborn (virus pada buah jeruk); Pseudomonas /achrymans (bakteri pada buah semangka clan melon).
Pengendalian :
Sanitasi lahan, pemusnahan buah yang terserang, pemberian fungisida dan bakterisida yang sesuai, dan mengurangi kerimbunan pohon dengan pemangkasan.
3. Buah rusak dan rontok
Gejala 1:
Pada bagian luar buah terdapat lubang-lubang kecil sebesar ujung jarum. Cairan buah berkurang, bahkan relatif habis. Buah yang terserang wamanya menjadi tidak sempuma. Misalnya pada jeruk terdapat wama keperakan di kulitnya. Semakin parah kulit berubah menjadi bersisik. Selain itu, pada beberapa buah terdapat bagian yang memar, atau tertutupi lapisan putih seperti(kutu dompolan perusak buah jeruk); Othreis fu/lonica (ngengat perusak buah mangga dan jeruk); Cryptorrhynchus gravis (kumbang penggerek buah mangga). Hama tersebut menyerang ketika tahap nimfa maupun dewasa dengan cara mengisap cairan buah. Akibatnya buah akan gugur.
Gugurnya buah bisa juga disebabkan lubang bekas tusukan dimasuki lagi oleh pengganggu lain, seperti cendawan, lalat buah, clan lain-lain.
Pengendalian :
Pemusnahan buahbuah yang terserang dan menggunakan pestisida kontak.
Gejala 2:
Pada buah yang rontok tampak bekas gigitan di beberapz bagian. Bentuk buah tidak lagi utuh, melainkan ada bagian yang memperlihatkan luka terkerat atau terpatuk sebagian atau cenderung habis. Buah yang rusak umumnya relatif telah masak atau menjelang masak.
Tanaman yang diserang : Mangga, durian, papaya, pisang, jambu air, jambu biji, dan rambutan.









Penyebab :
Beberapa jenis hama dari keluarga kelelawar (Chiroptera), pengerat (Rodentia), pemakan daging (Carnivora), clan burung (aves). Contohnya Pteropus edulis (codot), PP vampyrus (kalong); Callosciurus notatus, C. nigrovittatus (bajing); Paradoxuros hermaphroditus (musang); burung jalak (Sturnus vulgaris); kutilang (Carpodacus mexicanus), dan murai (Turdus migrator).
Pengendalian :
Pemasangan perangkap beracun, memburu, membungkus buah, clan khusus burung dapat dikendalikan dengan cara mengusir atau menakut-nakutinya dengan bunyibunyian.
Gejala 3:
Buah gugur sebelum masak. Warna tidak menarik, kulit buah yang terkena sinar matahari berwama kuning, sedangkan yang terlindung hijau Jeruk yang terserang kutu dompolan (Ptanococcus crtri). Buah gugur prematur akibat cendawan kapas, kadang-kadang hitam, clan sebagian besar busuk. Buah tersebut pertumbuhannya menjadi tidak normal, clan kemudian akan gugur.
Tanaman yang diserang :
Jeruk, mangga, belimbing, jambu biji, buah nona, pisang, anggur, apel, clan nangka.
Penyebab :
Beberapa jenis hama dari bangsa atau ordo tungau (Acarina), kepik clan kutu (Hemiptera), kupu-kupu clan ngengat (Lepidoptera), serta kumbang (Coleoptera). Contoh hama dari jenis-jenis tersebut adalah Eriophyes sheldoni, Tetranychus urticae (tungau perusak buah jeruk); Phynchocoris poseidon (kepik penusuk buah jeruk); Planococcus citti pucat. Sebenamya gejala serangan diawali dengan membesamya pangkal tangkai buah, kemudian busuk kering, dan akhirnya buah gugur.
Tanaman yang diserang :
Jeruk
Penyebab :
Cendawan Fusarium sp, Colletotrichum sp, clan Altemaria sp.
Pengendalian :
Sanitasi kebun, pemberian fungisida untuk mengendalikan cendawan tersebut.

4. Buah berkudis
Gejala :
Berawal dari bercak kecil jemih pada buah, bercak secara perlahan berkembang menjadi semacam kutil-kutil kecil berwama kuning. Kelak kutil-kutil ini menjadi cokelat kelabu, keras, clan bergabus. Pada jeruk, kutil tersebut bersatu dan membentuk kerak yang keras. Buah-buah muda yang sakit akan terhambat pertumbuhannya, atau menjadi tidak normal. Bentuknya tidak teratur, penuh kudis, clan terkadang kerdil. Pada buah lainnya, bercak-bercak berkembang menjadi semacam kalus kemudian pecah Cendawan Sphaceloma tawcetti menyebabkan kudis pada buah. berbentuk kudis.
Tanaman yang diserang :
Jeruk, alpukat, mangga, papaya, clan anggur.
Penyebab :
Cendawan Elsinoe sp atau Sphaceloma sp. Cendawan ini terkenal sebagai penyebab penyakit kudis pada bermacam-macam tanaman. Beberapa di antaranya Sphaceloma fawcetti (jeruk); Sphaceloma ampelina
(anggur); Sphaceloma perseae (alpukat), Sphaceloma papayae (papaya). Stroma (tubuh) cendawan Elsinoe itu
berkumpul dalam bintik-bintik kudis pada buah. Di dalam stroma itu terdapat spora clan konidia bening, yang berperan dalam penyebaran penyakit, mudah sekali terbawa oleh angin, air hujan atau embun, clan juga serangga, yang dapat menularkan penyakit ke tanaman sehat lainnya. Penyakit kudis ini terutama menyerang di musim hujan, saat cuaca lembap.
Pengendalian :
Pemusnahan seluruh bagian tanaman yang terserang, mengatur agar bunga keluar sebelum musim hujan, pemberian fungisida yang tepat.
Gejala 2:
Pada buah apel, bercak kudis berbatas tegas, bundar, dan hijau kecokelatan. Dengan bertambahnya umur, warna bercak menjadi lebih tua - seoerti kudis, dan sering pecah. Buah yang sakit berat bentuknya berubah dan rontok sebelum waktunya. Jika infeksi terjadi menjelang masaknya buah, dapat menyebabkan timbulnya bercak-bercak kecil, hitam, halus, dan mengkilap. Pada semangka clan melon, bercak melekuk dalam, clan di tepinya ada cairan yang mengering seperti karet.







Tanaman yang diserang :
Apel, semangka, clan melon.
Penyebab :
Cendawan Venturia sp atau Cladosporium sp. Yaitu Cladosporium cucumerinum (pada buah semangka clan melon), clan Venturia inaequalis (pada buah apel).
Pengendallan : Pemberian fungisidayang sesuai, dan pemusnahan bagian tanaman yang terserang.
2.  Pada daun, batang dan akar
1. Kutu Putih / Kutu Kebul
    Kutu ini lebih banyak menyerang aglaonema di dataran rendah dibanding dengan didataran tinggi. Kutu putih whitefly ini dapat ditemukan di batang dan daun bagian bawah. Kutu tersebut mengisap cairan daun dan meninggalkan jelaga pada daun. Hal ini dapat ditanggulangi dengan membersihkan
dengan kapas yang telah dicelupkan insektisida encer. Setelah itu, daun disemprotkan
kembali dengan insektisida. Insektisida kontak atau sistemik yang bisa digunakan,
seperti mitac 200 EC dosis 1-2 ml/l, Decis 1 cc/l, dan Cofidor 200 SL dosisi 1 ml/l.

2. Ulat
                                            Hama ulat ada yang menyerang daun, yaitu spodoptera sp., ditandai dengan daun muda  
                                            atau setengah tua yang rombeng dari pinggir. Ada juga ulat yang menyerang batang,   
                                            yaitu noctuidae. Penanggulangannya dapat dilakukan dengan menggambil ulat secara
                                           mekanis. Namun, bila jumlahnya sudah banyak, ulat dapat dibasmi dengan  
                                           menyemprotkan insektisida 2 minggu sekali. Insektisida yang dapat digunakan adalah
                                           Decis 25 EC 0,5-1 ml/l, Atabron 1 ml/l, atau Buldok 25 EC dosis 0.5-2 ml/l.
3. Belalang
     Gejala penyerapan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi rombeng.         
Hama ini dapat ditanggulangi dengan penangkapan secara manual. Tangkap belalang
yang belum bersayap atau saat masih pagi dan berembun-belalang tidak bisa terbang
dengan sayap basah. Anda juga dapat menyemprotkan Confidor 200 SL dosis 1 ml/l.
Campurkan Decis 2,5 EC dosis 0,75-1 ml/l dengan frekuensi penyemprotan 2 minggu sekali.
4. Kutu Perisai
                                       Hama ini menyerang bagian daun. Kutu ini biasanya terdapat koloni dengan         
                                       membentuk barisan di bagian tulang punggung daun, Sesuai namanya, kutu ini memiliki   
                                       bentuk fisik seperti perisai pada bagian punggungnya. Kutu perisai diatasi dengan
                                       menggunakan insektisida sistemik dengan bahan aktif acephate.


5. Root Mealy Bugs
       Hama ini menyerang bagian akar tanaman, bentuknya seperti kutu putih. Tanaman menjadi kurus, kerdil daunnya mengecil dan layu. Anda dapat menanggulangainya dengan mengganti media tanam. Selain itu, gunakan insektisida Confidor 200 SL dosis 0,5-0,75 ml/l atau Supracide 25 WP dosis 1-2 g/l dengan frekuensi 2 minggu sekali.
6. Kutu Sisik
Menyerang bagian daun, pelepah, batang, dan bunga. Bentuknya seperti lintah dengan ukuran yang jauh lebih kecil. Kutu sisik dapat menyebabkan daun mengerut, kuning, layu dan akhirnya mati. Bersihkan kutu sisik dengan cara dikerik. Anda juga dapat menyemprotkan insektisida Confidor 200-SL atau Agrimex 18 EC dosis 1 ml/l dengan frekuensi 1 minggu sekali.
VI. Pelaksanaan Pembelajaran
A.  Kegiatan Pendahuluan : 5 menit
    - Motivasi dan Apersepsi : -  Menanyakan ciri-ciri tanaman yang terkena gangguan hama
                                                     
B. Kegiatan Inti  :  75 menit
      - Guru membagi siswa dalam  beberapa kelompok
      - Guru menjelaskan pada siswa secara singkat tentang materi dan tugas yg akan dikerjakan siswa
      - Siswa mengamati tanaman yang mengalami gangguan yang disebabkan hama  yang ada
        disekitar sekolah
      - Siswa mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja
      - Siswa mendiskusikan  Ciri-ciri tanaman yang terkena hama
      - Siswa membawa contoh hama yang mengganggu tanaman
      - Siswa mempresentasikan hasil diskusi .
      - Siswa dan guru melakukan Tanya jawab .
      - Guru mengamati dan memberi penilaian
C.  Kegiatan Penutup :  10 menit
     -  Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
     -  Guru Memberikan tugas Mandiri pada siswa
     -  Guru menyampaikan pokok bahasan/materi yg akan datang.
VII.  Penilaian :
        Jenis tagihan
     -  Kuis,
     -  Tes harian,
     -  Laporan hasil diskusi,
     -  Tugas Mandiri
VIII.  Sumber Belajar :
        - Sistem Pertanian Organik. Penerbit CV. Aneka
        - Majalah Trubus
        - Buku dan bahan yg relevan
        - Alam sekitar 





Mengetahui                                                                                                      Pengandonan,  Januari  2012
Kepala SMA Negeri 6 OKU,                                                                            Guru Mata pelajaran,




 Wahyu Eko Romadhon, S.Pd, M.M.Pd                                                        Yunis Andriani,S.T.P.
NIP. 196612131992011001                                                                           

0 komentar:

Posting Komentar